saat aku bersamanya itu sudah cukup
saat dia hanya menatapku itu sudah cukup
aku tidak menginginkan cintanya
aku tidak menginginkan raganya
aku tidak menginginkan rayuan lembutnya
aku hanya ingin berada di sampingnya
aku hanya ingin melihatnya bahagia
walaupun dengan sisa tetes darahku
aku memujanya
hanya dengan airmata yang kutumpahkan
aku menjaganya
dengan seluruh jiwaku pun
aku mencintainya
aku tidak menginginkan kata-katanya
aku tidak meginginkan genggaman tangannya
aku melupakan semua
semua yang ada selain dirinya
aku hanya ingin berada di sampingnya
Aku mengenalmu
pada sebait angka tak kukenal
di malam – malam langit basah
dalam sebuah lingkar
yang kusebut itu waktu…
Ini bukan akhir….
karna esok mentari
kan hadir menyapamu…
Cukuplah aku menjadi kata
menemanimu dalam sepi….
cukuplah aku menjadi embun
menyapamu dalam kesejukan…
cukuplah aku…!!!
Karna….
aku mengenalmu
pada sebait angka tak kukenal
mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
mungkin aku tak sengaja jg mnykiti
andai aku tau isi hatimu
andai kesempatan itu datang lagi padaku
sekarang mustahil bagiku
bahkan menyentuh bayangmu, aku tak mampu
sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
aku tau cinta ini sudah tak laku
tapi biarkan cinta ini aku miliki
biarkan cinta ni menjadi bebanku
aku tak peduli
meski menghambat jalanku
aku tau mencintaimu adalah tak pasti
Mendung hari ini begitu terasa genting
Aku menatap waktu yang terus berputar…
Tapi aku di butakan oleh sinar fajar mentari yang twerus kau pancarkan buatku…
Fajar… Aku disini tetap menantimu, , ,
Menantimu menyambut tanganku ini. .
Fajar… Aku memintamu meminangku nanti hingga aku menjadi kekasihmu yang sah secara agama..
Tapi aku ingin engkau menikahi agamaku dahulu sebelum menikahiku…
Lewat Puisi ini aku ingin kau membacanya…
saat dia hanya menatapku itu sudah cukup
aku tidak menginginkan cintanya
aku tidak menginginkan raganya
aku tidak menginginkan rayuan lembutnya
aku hanya ingin berada di sampingnya
aku hanya ingin melihatnya bahagia
walaupun dengan sisa tetes darahku
aku memujanya
hanya dengan airmata yang kutumpahkan
aku menjaganya
dengan seluruh jiwaku pun
aku mencintainya
aku tidak menginginkan kata-katanya
aku tidak meginginkan genggaman tangannya
aku melupakan semua
semua yang ada selain dirinya
aku hanya ingin berada di sampingnya
Aku mengenalmu
pada sebait angka tak kukenal
di malam – malam langit basah
dalam sebuah lingkar
yang kusebut itu waktu…
Ini bukan akhir….
karna esok mentari
kan hadir menyapamu…
Cukuplah aku menjadi kata
menemanimu dalam sepi….
cukuplah aku menjadi embun
menyapamu dalam kesejukan…
cukuplah aku…!!!
Karna….
aku mengenalmu
pada sebait angka tak kukenal
mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
mungkin aku tak sengaja jg mnykiti
andai aku tau isi hatimu
andai kesempatan itu datang lagi padaku
sekarang mustahil bagiku
bahkan menyentuh bayangmu, aku tak mampu
sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
aku tau cinta ini sudah tak laku
tapi biarkan cinta ini aku miliki
biarkan cinta ni menjadi bebanku
aku tak peduli
meski menghambat jalanku
aku tau mencintaimu adalah tak pasti
Mendung hari ini begitu terasa genting
Aku menatap waktu yang terus berputar…
Tapi aku di butakan oleh sinar fajar mentari yang twerus kau pancarkan buatku…
Fajar… Aku disini tetap menantimu, , ,
Menantimu menyambut tanganku ini. .
Fajar… Aku memintamu meminangku nanti hingga aku menjadi kekasihmu yang sah secara agama..
Tapi aku ingin engkau menikahi agamaku dahulu sebelum menikahiku…
Lewat Puisi ini aku ingin kau membacanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar