cerah purnama pagi
nafas mimpi-mimpi merpati mengepak lagi
jauh terbang mengutuk awan
terbang kian bertepuk angin-angin malam
menuju tanah surga dunia palsu
diatas jalan hitam bertanah arang
malam itu merpati bangun
rampas tidur lelap tanah-tanah kapas
dibawah getaran ranting-ranting patah
terbang ke langit bersama kembang berpita
Aku bersumpah jika kembang ini hangus
akan kulemparkan sayapku ke tanah tandus
petir mengumbar langit hitam
tak pandang bawah maupun depan
merpati terus terbang bersama sumpahnya
gelegar petir menggema
sinar cerah tusuk mata berharapkan banyak
sayap kanan tertatih-tatih
ia terus terbang
Aku bersumpah jika kembang ini jatuh
akan kulemparkan sayapku ke bumi runtuh
merpati terus terbang pincang
bersama sumpahnya menghadap langit
biarlah sayap kanan hilang,
namun kembang ini takkan terpendam
merpati terbang ke tanah roh
ia sampai di gerbang
dan masuk bersama sekuntum kembang
langkah pertama merpati jatuh tiada napas
tersedat mulutnya saat di langkah kedua
langkah ketiga ia mati tak bernyawa
kembang itu kini jatuh dan lusuh
merpati telah mati bersama kembang tak berarti
Aku bersumpah jika kembang ini mati,
aku ikut mati
Di pagi ini aku merasa sangat kesepian
Seorang merpati putih yg aku cintai tlah pergi
Aku tidak tau harus bagaimana
Aku ingin merpati itu tetap dipelukan ku
Tapi aku hanya lah seorang manusia biasa
Yg tidak pernah luput dari salah dan dosa
Aku tlah membuat luka dihati merpati ku
Sehingga dia pergi meninggalkan ku
Aku hanya diam meratapi kepergiannya
Sambil termenung aku berkata
“Merpati yg hilang dari sangkarnya akan kah bisa kembali lagi kesangkarnya”
Dan aku pun akan selalu menunggu merpati itu kembali kesangkarnya
nafas mimpi-mimpi merpati mengepak lagi
jauh terbang mengutuk awan
terbang kian bertepuk angin-angin malam
menuju tanah surga dunia palsu
diatas jalan hitam bertanah arang
malam itu merpati bangun
rampas tidur lelap tanah-tanah kapas
dibawah getaran ranting-ranting patah
terbang ke langit bersama kembang berpita
Aku bersumpah jika kembang ini hangus
akan kulemparkan sayapku ke tanah tandus
petir mengumbar langit hitam
tak pandang bawah maupun depan
merpati terus terbang bersama sumpahnya
gelegar petir menggema
sinar cerah tusuk mata berharapkan banyak
sayap kanan tertatih-tatih
ia terus terbang
Aku bersumpah jika kembang ini jatuh
akan kulemparkan sayapku ke bumi runtuh
merpati terus terbang pincang
bersama sumpahnya menghadap langit
biarlah sayap kanan hilang,
namun kembang ini takkan terpendam
merpati terbang ke tanah roh
ia sampai di gerbang
dan masuk bersama sekuntum kembang
langkah pertama merpati jatuh tiada napas
tersedat mulutnya saat di langkah kedua
langkah ketiga ia mati tak bernyawa
kembang itu kini jatuh dan lusuh
merpati telah mati bersama kembang tak berarti
Aku bersumpah jika kembang ini mati,
aku ikut mati
Di pagi ini aku merasa sangat kesepian
Seorang merpati putih yg aku cintai tlah pergi
Aku tidak tau harus bagaimana
Aku ingin merpati itu tetap dipelukan ku
Tapi aku hanya lah seorang manusia biasa
Yg tidak pernah luput dari salah dan dosa
Aku tlah membuat luka dihati merpati ku
Sehingga dia pergi meninggalkan ku
Aku hanya diam meratapi kepergiannya
Sambil termenung aku berkata
“Merpati yg hilang dari sangkarnya akan kah bisa kembali lagi kesangkarnya”
Dan aku pun akan selalu menunggu merpati itu kembali kesangkarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar