Setiap malam ku tatap bulan
saat menatap bulan teringat dirimu..
Saat ku bayangkan wajahmu
teringat senyummu..
Betapa cantiknya dirimu saat terpantul cahaya
ngelihatkan cantik sucimu..
Diri ini terasa bahagia
saat kau balas senyumanku..
Hati ini berdetub kencang
saat kau mendekat dengan senyum manismu..
Bibir ini tak bisa mengucapkan kata
hanya berdiam saja..
Hujan. . . .tahu kah kamu? ?
Aku merindukannya. . .
Rindu tawanya. . .
Rindu candanya. . .
Dia selalu menari indah dalam ingatanku. . .
Dia selalu hadir di tidur lelapku. . .
Orang yang membunuh semua harapanku. . .
Tak pernah mampu kuhapus dia dari dinding hatiku. . .
Panah yang telah melukaiku. . .
Tak pernah mampu melawan dewa cinta yang dia persembahkan dulu. . .
Wahai hujan. . .
Sampaikan salam rinduku untuknya. . .
Aku tak merasa kalah dalam penantian ini
Aku hanya merasa lelah yang teramat sangat
Setelah mengurung hatiku dalam cinta yang tak pernah terjawab
Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari
seberapa dalam meninggalkan luka perih
Menikmati sakitnya sampai tak terasa lagi luka telah mengalirkan darah
Begitu dalamnya cinta menghunjam hingga tak bisa kubedakan lagi antara tangis & tawa
Keduanya telah menjadi satu dalam butiran hampa
Terbata dalam kata
Tertatih dalam jejaknya
Tersia-sia tanpa bahagia
Aku mungkin belum kalah, tapi yang pasti aku mulai kecewa
Membawa kakiku berjalan menjauh dari cintamu
Perlahan tapi pasti
Tertahan tapi tak punya daya untuk kembali
ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu
pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh
dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki
saat menatap bulan teringat dirimu..
Saat ku bayangkan wajahmu
teringat senyummu..
Betapa cantiknya dirimu saat terpantul cahaya
ngelihatkan cantik sucimu..
Diri ini terasa bahagia
saat kau balas senyumanku..
Hati ini berdetub kencang
saat kau mendekat dengan senyum manismu..
Bibir ini tak bisa mengucapkan kata
hanya berdiam saja..
teringat senggal kata-kata
terhanyut alur angin malam
menangis aku membacanya
tapi tak sempat aku tuk membalasnya
rasa salah menghampiri kalbu
aku coba tulis dengan tinta rindu
semoga tak terhapus oleh emosi
sepi sunyi terbalut
menjadi satu bingkisan
yang aku kirim lewat syair cinta…
sampaikanlah ma’afku padanya
Hujan. . . .tahu kah kamu? ?
Aku merindukannya. . .
Rindu tawanya. . .
Rindu candanya. . .
Dia selalu menari indah dalam ingatanku. . .
Dia selalu hadir di tidur lelapku. . .
Orang yang membunuh semua harapanku. . .
Tak pernah mampu kuhapus dia dari dinding hatiku. . .
Panah yang telah melukaiku. . .
Tak pernah mampu melawan dewa cinta yang dia persembahkan dulu. . .
Wahai hujan. . .
Sampaikan salam rinduku untuknya. . .
Aku tak merasa kalah dalam penantian ini
Aku hanya merasa lelah yang teramat sangat
Setelah mengurung hatiku dalam cinta yang tak pernah terjawab
Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari
seberapa dalam meninggalkan luka perih
Menikmati sakitnya sampai tak terasa lagi luka telah mengalirkan darah
Begitu dalamnya cinta menghunjam hingga tak bisa kubedakan lagi antara tangis & tawa
Keduanya telah menjadi satu dalam butiran hampa
Terbata dalam kata
Tertatih dalam jejaknya
Tersia-sia tanpa bahagia
Aku mungkin belum kalah, tapi yang pasti aku mulai kecewa
Membawa kakiku berjalan menjauh dari cintamu
Perlahan tapi pasti
Tertahan tapi tak punya daya untuk kembali
ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu
pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh
dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar