Kamis, 11 Agustus 2011

rekayasa


- Australia menghentikan ekspor hewan ternak hidup ke Indonesia meyusul beredarnya video penyiksaan sapi di sebuah rumah jagal di Indonesia pada Juni 2011. Namun, seorang politikus mengungkapkan bahwa video tersebut merupakan hasil rekayasa.
Politikus tersebut menyebut seorang pekerja rumah jagal Indonesia dibayar untuk menendang bagian kepala sapi sehingga memberikan rekaman terkesan sebuah kekejaman terhadap hewan, dan bermaksud membantu menghentikan perdagangan binatang hidup antara Australia dan Indonesia pada Juni 2011 lalu. Demikian dilansir AFP, Rabu (10/8/2011).
Atas video penayangan video tersebut, Australia menangguhkan perdagangan hewan hidup ke Indonesia setelah rekaman kekejaman itu disiarkan di sejumlah stasiun televisi negaranya.
Senator Liberal, Chris Back, yang bekerja sebagai dokter hewan selama 40 tahun, mengatakan dalam sebuah sidang Senat di Canberra, bahwa seorang pekerja menerima uang untuk berbuat brutal terhadap sapi tersebut.
Seorang sumber yang dapat dipercaya yang telah mengunjungi rumah jagal di Sumatera, menceritakan bahwa seorang pria asing dan seorang wanita bersama seorang sopir datang ke rumah jagal itu dan menawarkan pekerja Rp 150 ribu untuk menendang binatang.
"Dia menendangnya beberapa kali dan kemudian berhenti. Mereka meminta dia untuk terus melakukan itu," katanya.
Pekerja itu mengaku dipukuli dan istrinya diperkosa sehingga kehilangan pekerjaan.
Aktivis Lyn White dari Animals Australia, yang memperoleh rekaman, menolak tuduhan ofensif tersebut.
"Cerita yang Anda ceritakan tentang kekejaman yang disengaja untuk dibayar itu sangat keterlaluan," kata Lyn White .
Indonesia bulan lalu merencanakan akan mengimpor 180 ribu sapi dari Australia pada kuartal ketiga, setelah Canberra mencabut larangan ekspor ternak hidup, dan adanya janji Indonesia untuk mengaudit dan memperbaiki kondisi di semua tempat pemotongan hewan tersebut.
Dalam catatan ekonomi Australia 2010, nilai ekspor, termasuk domba-domba, mencapai 1,14 miliar Dollar Australia atau 1,18 milyar Dolar Amerika Serikat. Indonesia menyumbang 320 juta dolar Australia dan menjadi pasar terbesar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar