RABAT- Marokko menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait aksi represif pemerintah Suriah atas pemrotes antipemerintah. Negara tetangga itu menyerukan dialog "menyeluruh" guna mengakhiri krisis tersebut.
"Kerajaan Marokko, yang secara tradisional telah menahan diri dari mencampuri urusan dalam negeri di negara lain, hari ini menyampaikan kekhawatiran kuat dan keprihatinan mendalamnya mengenai peristiwa menyedihkan yang mengguncang Suriah," kata Kementerian Luar Negeri di Rabat, dalam satu pernyataan Rabu larut malam (10/8).
Pernyataan itu, yang menyampaikan keprihatinan mengenai "banyak korban, terutama warga sipil", menyerukan "dialog yang mendalam dan menyeluruh" antara pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan pemrotes.
Washington juga menyerukan tekanan internasional yang lebih besar atas Bashar sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah. Seruan AS itu disampaikan ketika seorang pejabat tinggi PBB dijadwalkan memberi penjelasan kepada dewan tersebut, satu pekan setelah Dewan Keamanan mengutuk kekerasan oleh pemerintah Suriah.
Brazil, India dan Afrika Selatan, semuanya, telah terjun ke kancah diplomatik bersama dengan negara Arab guna mengupayakan diakhirinya penindasan yang dikatakan telah merenggut lebih dari 2.000 jiwa sejak pertengahan Maret, kebanyakan pemrotes, telah tewas.
Sementara itu, duta besar Suriah di PBB, Rabu (10/8), mengatakan kelompok antipemerintah telah menewaskan 500 personel keamanan Suriah dan memicu kemarahan diplomatik dan membandingkan kerusuhan mematikan itu dengan kerusuhan di Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar