Rabu, 10 Agustus 2011

cinta

Munajat CinTaKu


Bismillahirrahmanirrahim

Ya ALLAH…
Engkau-lah pusat cinta,,,
Dari langit dan bumi
Engkau-lah ujung pencapaian penjelajah cinta
Pengelana-pengelana ini telah gadaikan segala cinta kepada-MU
Memohon, mengadu, sampai menangislah ia,,,
Ya ALLAH,,,
Sungguh cepat cinta itu datang
Menyelinap di setiap celah jiwa
Ya ALLAH,,,
Aku dan nya milik-MU saja
Aku gadaikan iriku untuk-MU
Dan ku yakin
Ia begitu
Ya ALLAH………..
Tak ada yang tak KAU tau tentang hati-hati ini
Tenteng bunga-bunga cinta yang tumbuh, berkembang dan bersemi indah
Ya ALLAH……
Entah mengapa…..
Aku melihat diriku dalam sosoknya
Tawaku, diamku, dan candaku
Ya ALLAH……
Engkau tunjukkan nama itu
Sebelum lahirnya rasa ini
Dalam ayat-ayat cinta-MU
Ku hanya berfikir sejenak
Dan lupakan ia
Tapi entah mengapa
Getaran iti datang menjadi rasa yang lebih berbeda
Akupan mulai mencari-cari
Kisah tentangnya
Tapi… kisah yang dulu mudah ku dapat
Raiblah sudah
Ya ALLAH…..
Ini menambah kebimbanganku
Tentang cinta ini
Ya ALLAH……….
Sungguh, aku ingin menutup rapat dan mengunci hati ini dari cinta-cinta semu
Dan berharap KAU akan membukanya untuk hadirkan cinta hakikiku
Ya ALLAH………..
Ku butuh petunjuk-MU
Ku ingin KAU hadir dalam tiap hembusan nafasku
Dan temani aku dalam pengelanaan ini
Ya ALLAH…….
Ini cinta…
Ini cinta…
Ini cinta…
Ia yang membuatku bertahan
Ya ALLAH…….
Hadirlah da mimpiku malam ini
Dan dimalam-malamku berikutnya
Agar ku dapat terjaga dengan cintaku yang semakin dalam pada-MU, dan karena-MU
Alhamdulillahirabbil’alamin……


BuAtMu
Puisi ini pasti buatmu
baitnya bicara tentangmu
ceritanya merangkai kisahmu yang kau tebar di langit malam
hurufnya menyusun kata cinta untukmu
terangkai dari huruf-huruf yang terbentuk di hatiku
tentu saja tak perlu ada namamu
disana
Toh, nyatanya puisi untukmu
Tany nyaken…, Apa
bila matahari adalah api,,
mengapa bumi tak terbakar…

bila mata ini jatuh cinta,,
mengapa hati ini yang menderita..

bila tangan luka teriris,,
mengapa mata yang menangis..

bila hati sedang sedih,,
mengapa air mata yang jatuh..

Ininkan Aku Menangis
kini kau pergi jauh
hingga tanganku tak mampu memelukmu
hingga kakiku tak mampu mengejarmu
hingga mataku tak mampu menatapmu
hingga teriak panggilku tak mampu kau dengar

ijinkan aku menangis ya
biarlah airmata ini jadi samudra
mengantarku berenang mencarimu

“tapi surga itu ada dilangit?”
Untukmu Terkasih
Mungkin ini salahku
Ku tak pernah jujur pada persaanku
Ku tak pernah menghiraukanmu
Ku selalu berusaha acuh padamu
Ku tak jujur padamu
Saat kau tanyakan
Cintakah kau padaku..???
Kini kau telah pergi
Meninggalkanku sendiri
Menyisakan beribu kenangan dihati
Aku disini tanpamu
Mengharapkan cintamu
Meski kau takkan pernah kumiliki
Kau kan selalu terkenang dihati
Aku tengok….
Mereka bukannya sibuk menulis!
Mereka bukannya sibuk menambahkan hasil karya mereka!

Tetapi….
Apa yang aku nampak ialah…
Mereka lebih sibuk berbincang, bercerita dan berborak pasal teory sastra!

Botol kicap atas meja
Banyak cakap kurang kerja!

Mereka sibuk mengkritik puisi orang lain!
Mereka sibuk mengulas karya orang lain!
Mereka sibuk ngomong ini….cakap itu…..!
Namun….memperbanyakkan hasil karya itu sendiri…mereka tidak pentingkan!
Itulah yang telah aku lihat kenyataannya!

Botol kicap atas meja
Banyak cakap malas kerja!

Kalau tukang cakap memang banyak!
Kalau tukang mengulas memang banyak!
Kalau tukang hina tulisan orang lain memang banyak!

TETAPI….
Tukang mengarang dan meluahkan rasa hati jiwa sendiri…AMATLAH sedikit!

Botol kicap atas meja
Jangan dibiarkan masuk angin
Kan nanti ….tak sedap pulak rasanya!

Aku berpendapat…
Apa yang penting ialah menghasilkan karya sastera itu sendiri!
Yang penting Menghasilkan LUAHAN inspirasi masing2!
LUAHAN…
Demi luahan……
Demi luahan…demi luahan…!
Itulah yang lebih penting!
(samada orang lain suka atau tidak..itu tidak penting!)

Kerana yang sebenarnya…
Apabila kita coba menghasilkan sebuah hasil karya dengan luahan rasa hati kita….
Kita SEBENARNYA telah bekerja MENGGILAP HATI JIWA KITA SENDIRI…!
Kita sebenarnya telah berusaha melembutkan dan memperhalus hati perasaan jiwa kita sendiri

MENGELAP DAN MENCUCI HATI JIWA SENDIRI ITU ADALAH PENTING..!!
Aku kata…
Bekerjalah dan berusahalah mencuci hati jiwa sendiri sepanjang hayat!

Dan aku kata lagi….
Seni tulis sastra itu….adalah salah satu alat pencuci hati!
Alat pelembut hati jiwa sendiri…!

Barangkali …kita TIDAK akan berjaya untuk mencuci hati jiwa SEMUA manusia dengan karya kita!
Barangkali …karya kita TIDAK berjaya memuaskan hati orang lain!
Barangkali …karya kita di tuduh rendah nilai sasteranya!
Barangkali …karya kita dikata…tidak mempunyai nilai mesej yang baik kepada masyarakat!
Barangkali….
Barangkali….

Namun yang pentingnya ialah….
Kita telah berjaya menyentuh perasaan hati jiwa kita sendiri dengan karya kita!
Kita telah berjaya bekerja mengilap dan mencuci hati jiwa kita sendiri dengan hasil karya kita!
Kita telah berjaya melembutkan kerasnya hati kita sendiri dengan hasil karya kita!
ITULAH YANG LEBIH PENTING…

Karena itulah…
Saorang seniman itu sebenarnya bekerja memperindahkan hati jiwanya sendiri supaya…lebih berjiwa halus, indah, lembut lagi murni!

pUISI tAK bERJUDUL
Mencitaimu adalah sebuah anugrah
Manyayangimu bukanlah sebuah musibah
Meski kau takkan pernah kumiliki
Namun cinta ini tetap aku syukuri

Kau hadir disaat aku rapuh
Kau bangkitkan jiwaku
Kau semangat dalam hidupku
Kau bagai hujan di kemarauku

Kuinggin kau menjadi milikku
Mendampingiki
Menemaniku
Hingga akhir hayatku

Izinkan aku merajut cinta bersamamu
Jika ini bukan mimpi maka biarkanlah
Jika ini sebuah mimpi maka bangunkanlah
Dan ketika aku terbangun

Ku berharap kau ada dihadapanku
Tersenyum dan menerima cintaku…

aKhIR CeRITA
_bintang yang ku tunjuk
cahayanya perlahan berubah kelam
hancur jatuh berantakan
padahal belum sempat ku utaraka sajak-sajak cinta yang tercipta karenanya
_taman langit seolah suram
petang tak benderang tak membuat hatiku berteman.,
_bintang hati telah lebur terganti
namun tiada arti
sajak ku suram tak ada setitik terang
_mungkin inikah akhir cerita cinta di tengah malam terhias purnama menyatu dalam angin melantun pilu
_purnama itu terluka,bercucur air mata di tahan dengan senyum sayup merekat dengan cinta dalam pertemuan di iringi sepatah kata
“ini yang terbaik” bisikmu
_daun menari sendu angin melantun pilu perpisahan memang harus tercipta
_malam merapat pulang
di tengah sesal jalan ku kini terkikis kelam.
Nisan Yang Lain
Benar, Bung, benar! Kematian kan
datang sendiri, ia asah belati lalu
tikam ke kalbu. Pedih memadu perih.

Apabila menangkis, itu belati sudah
sampai di leher, tersembelihlah kau!

Apabila meronta, itu belati sudah pun
datang ke jantung ruang jantung!

Apa yang kita tahu, Bung? Bubuk debu,
terembus ke muka, mengotorkan mata,
mengelabukan airmata, dan kita cuma
raja atas duka, mahaduka, pada rapuh
tahta, usia tak jua menabalkan kita.

R*A*P*U*H
Sedikit sesak ketika aku berusaha untuk melupakanmu
Air mataku hanya sanggup keluar di pelupuk mata
Tak mampu lagi aku menetes
Karena air mata ini telah habis tercurah ketika kita berpisah

Sedikit pilu ketika aku terkenang masa lalu
Yang kini.. semua kenangan tentang dirimu telah hilang
Melihat namamu saja aku senang, entah mengapa..
Apa kerinduanku begitu dalam padamu??

Saat ini aku mencari jejakmu
Jejak kepergianmu..
Aku ingin pastikan kau hidup bahagia, walau itu tanpaku
Walau aku tahu, kita masih saling cinta..
Tapi, aku tahu ini yang terbaik
Untukmu, untukku, dan untuk mereka..



_Please Don’t Think its Funny_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar